Anakku Opal, usia 9 tahun. Dari usia 3 tahun sudah mulai terlihat bakat musiknya. Awal mula Oma-nya yang peka. Katanya kalau Opal nyanyi pas di nada (ngga fals kayak mamanya heheh) dan usia 3 tahun sudah hafal lagu "Tanah Air" lengkap.
Usia 6 tahun mulai diikutkan kursus piano yang lebih serius. Dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Cepat sekali dia menguasai lagu-lagu yang diberikan. Sesuai dengan arahan guru pianonya, Opal disarankan untuk ikut piano klasik dengan alasan agar kuat dasar-dasar bermain piano terutama dalam hal membaca not balok.
Tapi apa yang terjadi? Satu tahun belakangan ini Opal mulai terlihat bosan melihat tumpukan not balok klasik yang menurut Opal, "ngga ada lagunya, maa". Sering kali Opal merubah sendiri nada baku lagu klasik yang diberikan. Walaupun sekilas dari pendengaran lebih enak nada hasil improvisasi Opal (dan gurunya pun mengakui hehehe).
Cara belajarnya pun agak unik. Sepulang les piano, Opal langsung buka "youtube", kemudian search judul lagu yang ditugaskan, trus didengerin dengan serius, langsung dipraktekin. Sama sekali dia ngga mau baca not-nya. Beberapa kali gurunya mengingatkan karena menurutnya, cara belajar piano seperti ini keliru. Opal akan semakin malas untuk membaca not balok yang jadi modal utama bermain musik klasik.
Setiap 6 bulan sekali gurunya memberikan lagu yang agak panjang seperti "Fur Elise" Beethoven atau "Ballade Pour Adeline" Richard Clayderman (yang terakhir request mamanya hehehe). Dan Opal kelihatan sangat menikmati, meskipun tidak menyimpang dari genre klasik, tapi lagi-lagi menurutnya, "ada lagunya". Lucunya, Opal menganggap tugas lagu yang agak panjang ini sebagai refreshing lagu-lagu piano dari bukunya "Duvernoy" dan "Beyer" hahaha.
Opal paling suka kalau disuruh cari nada lagu dan hebatnya dia bisa mengubah-ubah kunci nada sesuai dengan suara kita. Belum lama ini, Opal yang sangat terobsesi tinggal di Jepang sibuk browsing lagu "Hana Wa Saku" dan lagi-lagi ketemu nadanya!! Cukup dengar beberapa kali dari HP papanya (padahal mamanya sempet nyari salah terus karena ada beberapa nada yang minor hahaha).
Melihat cara belajar piano Opal yang sedikit nyeleneh dan menyimpang dari track yang semestinya, sempat ada keinginan untuk memindahkan ke tempat kursus yang lebih "serius" dengan harapan Opal kembali ke "jalur"nya supaya kuat basic membaca notnya. Tapi keinginan tersebut tertunda manakala mendapat masukan yang mungkin ngga terlintas sebelumnya. "Biarkan anak berkembang dengan kenyamanannya". Jangan sampai karena situasi yang ngga nyaman bisa membuyarkan passion-nya dalam bermusik. Mungkin memang cara belajar Opal yang lebih bersifat auditory yang jika dipaksakan visual malah jadi makin kacau.
Akhirnya aku membiarkan Opal tetap bertahan dengan cara nyamannya, browsing on youtube dan setelah itu biar dia praktekan sendiri lagunya sambil tetap membuka buku not baloknya (walaupun porsi Opal bermain meraba by feeling lebih banyak dari pada membaca not balok langsung). Semoga cara ini bisa menjadi win-win solution.