Sabtu, 25 Januari 2014

E-Book Google

Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih dan Penyayang...

Akhirnya bisa kebuka lagi ini blog. Setelah sempet beberapa lama (ngga tau kenapa) ngga bisa kebuka. Padahal tangan udah gatel banget mau nulis, hehehe.

Semester 3 hampir tuntas, awal Februari mulai bimbingan thesis. Semoga lancar dan tepat waktu. Aamiin Yaa Robb....

Persyaratan dari kampus untuk referensi thesis harus ada text book dan jurnal. Bolak-balik perpustakaan (bukan cuma perpustakaan kampus sendiri aja) tapi juga ke perpustakaan Kemdikbud di samping Ratu Plaza atau ke perpustakaan kampus lain demi buku referensi. Sering banget seharian ngendon di perpustakaan.

Sebetulnya bisa aja cari di internet. Tapi seringkali referensinya ngga jelas. Cuma sepotong-sepotong aja. Bener-bener ngga puas sampe ketemu wujud fisiknya itu buku dan jurnal. Biarpun yang dibutuhkan mungkin aja cuma beberapa halaman.

Nah, tadi sambil ngobrol-ngobrol sama temen dapat info yang berguna banget. Kalo selama ini cari referensi di internet melalui google text box, trus ketik keyword yang kita inginkan. Maka akan keluar berbagai macam data yang kita mau. Tapi sangat jarang keluar buku referensi dalam wujud "buku penuh".

Informasi yang didapat temen tadi berguna banget. Jadi ketika kita menuju ke mesin pencari google, coba ketik "google e-book" sebagai keyword nya. Maka akan keluar kumpulan referensi buku atau jurnal yang kita mau, mulai dari cover buku sampai daftar pustaka. Wooowww.... Lengkap banget deh. Jadi ngga perlu lagi sering-sering ngendon di perpustakaan.

Informasi ini mungkin agak usang, sepertinya google udah lama membuat aplikasi e-book. Maklum aja, Selama ini e-book cuma dapat kiriman aja dari temen atau dosen atau milis hihihi (ngaku :p).

Semoga bermanfaat yaa... :) :) :)

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning



Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah suatu proses pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning  pertama kali digagas oleh Elaine B. Johnson yang dikutip Rusman (2010:189):
“Contextual teaching and learning enables students to connect the content of academic subject with the immediate contenxt of their daily lives to discover meaning. It enlarges their personal context furthermore, by providing students with fresh experience that stimulate the barin to make new connection and consecuently, to disover new meaning”.

(Contextual Teaching and Learning memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. Contextual Teaching and Learning  memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna yang baru.)

Menurut Nurhadi, yang dikutip oleh Rusman (2010:189):
“Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”.

Sementara Howey R. Keneth yang dikutip Rusman (2010:189) mendefinisikan Contextual Teaching and Learning  sebagai berikut:

Contextual teaching is teaching that enables learning in which student employ their academic understanding and abilities in a variety of in-and out of school context to solve simulated or real world problems, both alone and with others”.

(Contextual Teaching and Learning adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau nyata, bak sendiri-sendiri maupun bersama-sama).

Komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning  menurut Johnson yang dikutip Rusman (2010:192), yaitu:
“(1) menjalin hubungan-hubungan yang bermakna (making meaning connections); (2) mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti (doing significant work); (3) melakukan proses belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning); (4) mengadakan kolaborasi (collaborating); (5) berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking); (6) memberikan layanan secara individual (nurturing the individual); (7) mengupayakan pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards); (8) menggunakan asesmen autentik (using authentic assessment)”.

Ciri khas Contextual Teaching and Learning dijabarkan sebagai berikut:
a.    Konstruktivisme (Constructivism)
Pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning  pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pendalaman. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Penerapan asas konstruksivisme dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.
b.    Inkuiri (Inquiry)
Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Secara umum, proses inkuiri dapat dilakukan dengan langkah- berikut:
1)   merumuskan masalah;
2)   mengajukan hipotesis;
3)   mengumpulkan data;
4)   mengajukan hipotesis berdsarkan data yang ditemukan;
5)   membuat kesimpulan.
c.    Mengajukan pertanyaan-pertanyaan (questioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:
1)   Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran;
2)   Membangkitkan motivasi belajar siswa;
3)   Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu;
4)   Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan;
5)   Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
d.   Menciptakan Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam Contextual Teaching and Learning  penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajarnya, maupun bakat dan minat. Biarkan dalam kelompok mereka saling membelajarkan. Yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya kepada yang lain.
e.    Pemodelan sebagai contoh pembelajaran (Modelling)
Yang dimaksud dengan asas pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara melafalkan sebuah kata atau kalimat. Proses permodelan tidak terbatas pada guru saja, tetapi dapat memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Permodelan dianggap penting dalam Contextual Teaching and Learning  untuk menghindari siswa dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.
f.     Melakukan Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning, setiap akhir proses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung dan mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Siswa secara bebas dapat menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapat menyimpulkan tentang pengalaman belajarnya.
g.    Penilaian nyata/objektif (Authentic Assesment)
Penilaian nyata (authentic assesement) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak.apakah pengetahuan belajar siswa mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian otentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, penekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
Supriyadi, dkk (2011:75) menjabarkan juga:
“Karakteristik penting dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning, yaitu:
a.    Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Artinya, apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
b.    Pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru tersebut diperoleh secara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
c. Pembelajaran untuk pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). Artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
d. Pembelajaran untuk mempraktikan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge). Artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
e.    Pembelajaran untuk melakukan refleksi  terhadap strategi pengembangan pengetahuan (reflecting knowledge). Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi pembelajaran.

Sebagai perbandingan, berikut disajikan tabel perbedaan pola pembelajaran Contextual Teaching and Learning  dengan konvensional yang dijabarkan oleh Supriyadi, dkk (2011:76).
Tabel 2.1
Perbedaan Contextual Teaching and Learning  dengan Konvensional
No
Contextual Teaching and Learning
Konvensional
1
Siswa sebagai subyek belajar yang berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.
Siswa sebagai objek belajar yang berperan penerima informasi secara pasif.
2
Siswa belajar melalui kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi.
Siswa belajar secara individual dengan menerma, mencatat, dan menghafal materi pelajaran.
3
Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil.
Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
4
Kemampuan didasarkan atas pengalaman.
Kemampuan diperoleh melalui latihan.
5
Tujuan akhir adalah kepuasan diri sendiri.
Tujuan akhir adalah nilai atau angka.
6
Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya perilaku siswa menjadi lebih baik karena menyadari sendiri.
Tindakan atau perilaku didasarkan faktor dari luar, misalnya karena adanya hukuman dan penghargaan.
7
Pengetahuan yang dimiliki siswa berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya. Oleh karena itu setiap siswa bisa terdapat perbedaan.
Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena penetahuan dikonstruksi  orang lain.
8
Siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran masing-masing.
Guru adalah penentu jaannya proses pembelajaran.
9
Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas.
10
Keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, portofolio, dan lain-lain.
Keberhasilan diukur dari hasil tes.