TUGAS MODUL DEMONTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI
KEBAJIKAN
SEBAGAI PEMIMPIN
Tugas Demonstrasi Konteksual Modul 3.1 adalah
Wawancara 2 orang Kepala Sekolah mengenai Keputusan Berbasis Nilai-nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin di lingkungan Saya bertugas, yaitu:
1. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
Berikut cuplikan wawancara :
WAWANCARA 1 :
1. Identifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral.
Jawab:
Identifikasi kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral selama
ini ditentukan dari sebab terjadinya permasalahan, apakah merupakan kesengajaan
atau ketidaksengajaan (khilaf). Biasanya jika terjadi karena kesengajaan maka
termasuk dalam bujukan moral. Tetapi jika permasalahan terjadi bukan karena
kesengajaan maka termasuk dalam dilema etika.
2. Bagaimana pengambilan
keputusan di sekolah terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan
yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan.
Jawab:
Setiap keputusan selalu ada pro dan
kontra. Hal-hal yang sering dipertimbangkan dalam mengambil suatu keputusan
adalah :
-
Dampak ke depan terhadap suatu keputusan
-
Kebaikan untuk semua pihak bukan untuk individu atau
golongan tertentu saja.
3. Langkah-langkah
atau prosedur yang biasa dilakukan selama ini.
Jawab:
-
Memberi pembinaan berupa bimbingan secara personal.
-
Memberi kesempatan untuk memperbaiki kekurangan atau
kesalahan yang diperbuat.
-
Mempertimbangkan keputusan berdasarkan keadilan jangan
sampai ada yang merasa dirugikan.
4.
Hal-hal yang selama ini efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika.
Jawab:
-
Pendekatan personal yang berpihak kepada kepedulian
untuk semua kalangan.
-
Tujuan utama memperbaiki kelemahan,
-
Memberi kesempatan kepada pihak yang melakukan
kesalahan.
5. Hal-hal yang selama ini merupakan tantangan dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika.
Jawab:
-
Pro dan kontra terhadap keputusan.
-
Menyikapi pro dan kontra yang terjadi agar menjadi
sebuah kekuatan untuk kebaikan.
6. Tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah langsung menyelesaikan di tempat, atau
memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya? Bentuk atau prosedur seperti apa
yang dijalankan?
Jawab:
-
Tergantung dari urgensi kasus. Jika sangat mendesak
maka dapat dilakukan langsung di tempat, tetapi jika permasalahan rutin makan
dilakukan sesuai jadwal pembinaan rutin.
-
Menyelesaikan kasus secara berjenjang dan kontinyu
dengan cermat dan bijaksana.
7. Orang atau
faktor-faktor apa yang mempermudah atau membantu dalam pengambilan keputusan
kasus-kasus dilema etika.
Jawab :
Tergantung dari permasalahan yang
sedang terjadi.
-
Jika berhubungan dengan pembelajaran : Wakil Kurikulum, BK dan Wali Kelas, Guru
-
Jika berhubungan dengan disiplin siswa : Wakil Kesiswaan, BK dan Wali Kelas, Guru
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran
yang dapat dipetik dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika.
Jawab :
Setiap penyelesaian dipertimbangan dengan matang dan melibatkan elemen
yang bertanggung jawab secara prosedural untuk mengambil suatu keputusan yang
bijak bagi semua kalangan.
REFLEKSI DAN
KESIMPULAN WAWANCARA 1 :
Identifikasi permasalahan ditentukan
dari faktor kesengajaan/atau ketidaksengajaan. Dalam mengambil keputusan sangat
mempertimbangkan dampak ke depan dan kebaikan untuk semua pihak bukan individu
atau golongan. Prosedur pengambilan keputusan dapat dilakukan mulai dari
pembinaan dan memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
Hal yang paling efektif dalam
mengambil keputusan adalah pendekatan personal dan berpihak untuk sesama. Namun
demikian ada juga tantangan yang dihadapi yaitu adanya pro dan kontra hasil
keputusan. Penyelesaian kasus melihat urgensi permasalahan, jika mendesak maka
dapat dilakukan secara langsung dengan melibatkan pihak yang bertanggung jawab
seperti Kurikulum, Kesiswaan, BK, Wali Kelas, maupun Guru.
WAWANCARA 2 :
1. Identifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral.
Jawab:
Identifikasi kasus dilema etika ditentukan dari alasan mengapa perbuatan
atas atas kesalahan itu terjadi.
2. Bagaimana pengambilan
keputusan di sekolah terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan
yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan.
Jawab:
Pengambilan keputusan
dipertimbangkan dari adanya sebab dan akibat dari sebuah kesalahan. Selain itu
juga dilakukan musyawarah untuk menerima berbagai masukan dengan mempertimbangkan individu yang melalukan
kesalahan, kebenaran yang terjadi, serta keadilan terhadap sesama.
3. Langkah-langkah
atau prosedur yang biasa dilakukan selama ini.
Jawab:
-
Bimbingan personal melalui wali kelas, BK, Wakil
Kesiswaan.
-
Pemanggilan orang tua.
-
Pembinaan khusus.
4.
Hal-hal yang selama ini efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasuskasus dilema etika.
Jawab:
-
Pendekatan personal untuk meminta keterangan secara
persuasif.
-
Menghindari pembinaan dengan cara kekerasan.
5. Hal-hal yang selama ini merupakan tantangan dalam
pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika.
Jawab:
-
Ketidakjujuran informasi pihak yang membuat keputusan.
-
Sikap yang tidak mau merubah kesalahan.
-
Penilaian subyektif guru terhadap siswa yang melakukan
kesalahan.
6. Tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah langsung menyelesaikan di tempat, atau
memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya? Bentuk atau prosedur seperti apa
yang dijalankan?
Jawab:
-
Studi kasus langsung terhadap permasalahan yang sedang
terjadi.
- Jika permasalahan yang terjadi secara individu dan
sangat mendesak maka dapat dilakukan secara langsung di tempat.
-
Jika permasalahan yang terjadi secara secara rutin
maka dilakukan melalui jadwal tertentu yang telah ditetapkan secara rutin.
7. Orang atau
faktor-faktor apa yang mempermudah atau membantu dalam pengambilan keputusan
kasus-kasus dilema etika.
Jawab :
Wakil Kepala Sekolah, BK, Wali Kelas, Guru-guru
8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran
yang dapat dipetik dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika.
Jawab :
-
Menghargai akan partisipasi guru dalam pengambilan
keputusan.
-
Menjadikan ide dan saran sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
REFLEKSI DAN KESIMPULAN WAWANCARA 2
:
Identifikasi kasus ditentukan dari alasan kemudian
dikembangkan akibatnya. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk
mempertimbangkan berbagai masukan dari berbagai pihak dengan tetap berpedoman
kepada keadilan. Prosedur yang
dilaksanakan dalam pengambilan keputusan melalui bimbingan personal oleh wali
kelas, BK, dan Wakil Kesiswaan. Setelah itu melalui pemanggilan orang tua dan
pembinaan khusus.
Penyelesaian yang paling efektif adalah pendekatan
personal secara persuasif. Tantangan utama adalah ketidakjujuran informasi
pihak yang membuat keputusan, sikap yang tidak mau berubah, serta penilaian
subyektif dari pihak lain. Jika terjadi suatu kasus maka akan melihat
urgensinya apakah mendesak untuk dilakukan penyelesaian di tempat atau
dilakukan sesuai jadwal pembinaan rutin dengan melibatkan Wakil Kepala Sekolah,
BK, Wali Kelas, Guru-guru. Partisipasi guru sangat dihargai dengan menjadikan
ide dan saran sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
REFLEKSI SAYA PRIBADI SEBAGAI SEORANG GURU PENGGERAK:
Bagaimana Saya akan menerapkan pengambilan keputusan Dilema
Etika pada lingkungan Saya, pada murid-murid, dan pada kolega guru-guru yang
lain? Kapan Anda akan menerapkannya?
- Saya
akan melakulan pengambilan keputusan dengan cermat dan bijak dengan
pertimbangan utama yaitu berpihak pada murid.
- Saya
akan mempertimbangkan minimal salah satu dari 4 Paradigma Dilema Etika sebelum
memulai mempelajari kasus lebih jauh lagi.
- Sebagai
bahan pertimbangan pengambilan keputusan, Saya akan melakukan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan.
- Jika
memenuhi uji Dilema Etika maka saya akan memutuskan untuk mengambil keputusan
berdasarkan 3 Prinsip Pengambilan Keputusan yang paling tepat.
Saya akan menerapkannya sesegara mungkin jika ditemukan permasalahan Dilema Etika di lingkungan sekolah.